Wednesday, October 16, 2013

SISTEM REPRODUKSI PRIA


Sistem Reproduksi Pria
Sistem Reproduksi
  • Organ seks primer (gonad) – berupa testis pada pria, ovarium pada wanita
  • Gonad menghasilkan sel gamet dan mensekresi hormon seks
  • Organ reproduksi tambahan – saluran, kelenjar, dan organ genetalia eksterna
  • Hormon seks – androgen (pria), dan estrogen dan progesteron (wanita)
  • Hormon seks berperan mengendalikan:
    • Perkembangan dan fungsi organ reproduksi
    • Perilaku seksual dan ciri ciri jenis kelamin
    • Pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ dan jaringan
Sistem Reproduksi Pria
  • Gonad pria (testis) menghasilkan sperma dan terletak didalam skrotum
  • Sperma disalurkan keluar melalui sistem saluran sperma berupa: epididimis, duktus deferen, duktus ejakulatorius fan urethra
  • Kelenjar seks asesoris:
    • Mengeluarkan sekresinya ke saluran sperma saat ejakulasi
    • Termasuk kelerjar asesoris adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kel. bulbourethralis
27-01_MaleOrgans_1.jpg                                         00022699Macintosh HD                   ABA78158:

Skrotum
  • Kantong dari kulit dan fsia menggantung pada luar rongga perut pada akar dariu penis (pangkal paha)
  • Didalam nya terdapat sepasang testis yang dipisahkan oleh septum medialis
  • Skrotum menjaga supaya suhu testis 3°C lebih rendah dari suhu tubuh (suhu optimal untuk memproduksi sperma)
  • Suhu didalam skrotum konstan karena adanya 2 jemins otot yakni:
    • Tunika Dartos – berupa otot polos yang terlihat berkeriput
    • M. Cremaster – lapisan otot rangka yang dapat mengangkat testis
27-02_TestisScrotm_1.jpg                                       00022699Macintosh HD                   ABA78158:
Testis
  • Setiap testis dibungkus oleh 2 tunika yakni:
    • Tunika vaginalis, lanjutan dari pritonium
    • Tunika albuginea, berbentuk kapsul dari jaringan fibrosa
  • Septum membagi testis menjadi 250-300 lobulus, dimana setiap lobulus memiliki 1-4 tubulus seminiferus
  • Tubulus seminiferus:
    • Tempat produksi sperma
    • Berkumpul membentuk tubulus rektus
  • Dari tubulus rektus membentuk rete testis
  • Dari rete testis, sperma:
    • Meninggalkan testis melalui duktus eferentis
    • Masuk ke epididimis
  • Di sekeliling tubulus seminiferus testis terdapat sel dinamakan interstitial sel ( sel Leydig) yang menghasilkan androgen (testosteron)
  • Testis mendapat vaskularisasi dari Arteri testikuler cabang dari arta abdominalis
  • Vena testikularis berkumpul mebentuk pleksus pampiniformis
  • Funikulus spermatikus – Selubung tempat serabut saraf simpatis dan parasimpatis, pembuluh darah dan pembuluh limpatik menuju testis
27-03_StructTestis_1.jpg                                       00022699Macintosh HD                   ABA78158:
Penis
  • Bagian dalam penis – terdapat urethra dan 3 tabung silinder dari jaringan erektil
  • Jaringan erektil – jaringan ikat membentuk jaringan berongga dan otot polos dengan ruang pembuluh darah
  • Ereksi – terjadi saat perangsangan, dimana jaringan erektil terisi oleh darah yang menyebabkan penis membesar dan menjadi kaku
  • Korpus spongiosum – mengelilingi urethra dan berlanjut ke ujung dan membesar membentuk glans penis
  • Korpu kavernosa – sepasang jaringan erektil di bagian dorsal dibentuk dari jaringan fibrosa berupa tunika albugenia
  • Kruris – terdapat pada distal penis dikelilingi oleh otot ischiocavernosus, berperan menahan penis pada simpisis pubis
27-04_MaleRepStruc_1.jpg                                       00022699Macintosh HD                   ABA78158:
Epididimis
  • Bagian kepala terhubung dengan duktus efferentis dan menyerupai topi diatas testis
  • Saluran pada epididimis mempunyai stereosilis berperan:
    • Menyerap cairan testis
    • Memberi nutrisi pada sel sperma
  • Sperma masuk tidak motil, ketika keluar menjadi motil
  • Pada waktu ejakulasi epididimis kontraksi, melontarkan sperma ke duktus deferens


Duktus Deferens dan Duktus Ejakulatorius
  • Berjalan dari epididimis melalui kanalis inguinalis ke rongga pelvis
  • Pada ujungnya membesar membentuk ampula dan bergabung terhubung dengan saluran dari vesikula seminalis menjadi duktus ejakulatorius
  • Mendorong sperma dari epididimis ke urethra
  • Vasektomi – pemotongan dan pengikatan duktus deferens, dimana hampir 100% efektit untuk mengontrol kelahiran
Urethra
  • Saluran ganda untuk urin dan sperma ( dengan waktu yang berbeda)
  • Terdiri dari 3 bagian
    • Prostatika – bagian urethra yang dikelilingi kel prostat
    • Membranosa – terletak pada diafragma urogenital
    • Spongiosa atau penis – berjalan di penis dan ujungnya terbuka disebut orifisium urethra
Kelenjar Asesori: Vesikula Seminalis
  • Terletak di dinding belakang vesika urinaria dan mensekresi 60% volume semen
    • Semen – cairan viskous basa berisi fruktosa, asam askorbat, enzim koagulasi (vesikulase), dan prostaglandin
  • Salurannya bergabung dengan duktus deferen membentuk duktus ejakulatorius
  • Sperma dan cairan semen dicampur di duktus ejakulatorius dan masuk ke urethra pars prostatika pada saat ejakulasi
Kelenjar asesori: Kelenjar Prostat
  • Kelenjar berbentuk setengah bola yang mengelilingi urehra di bagian bawah vesika urinaria
  • Cairan seperti susu, agak asam, berisi asam sitrat, enzim, dan antigen spesifik prostat (ASP), jumlahnya sepertiga dari volume semen
  • Berperan untuk pengaktifan sperma
  • Cairannya langsung masuk ke urethra saat ejakulasi


Kelenjar asesori: Kelenjar Bulbourethralis (Kel. Cowper’s)
  • Kelenjar berbentuk kacang hijau terletak di bawah prostat
  • Menghasilkan cairan mukus yang kental, jernih dikeluarkan sebelum ejakulasi berguna untuk melicinkan dan menetralisir keasaman urin di urethra
Semen
  • Cairan putih susu, merupakan campuran sperma dan sekret dari kelenjar asesori
  • Berperan sebagai media transport, memberi nutrisi (fruktosa), menjaga dan mengaktifkan sperma, dan menfasilitasi terhadap lingkungan di vagina
  • Prostaglandin pada semen berguna untuk:
    • Menurunkan kekentalan lendir servik
    • Merangsang timbulnya peristaltik yang terbalik pada uterus
    • Menfasilitasi terhadap gerakan sperma pada saluran reproduksi wanita
  • Hormon relaksin dapat meningkatkan motilitas sperma
  • Semen bersifat basa bertujuan menetralisir lingkungan asam di urethra pria dan vagina wanita
  • Seminalplasmin – zat kimia seperti antibiotika dimana dapat menghancurkan kuman terutaman bakteri
  • Faktor pembeukan koagulasi pada saat ejakulasi, sehingga sperma menjadi kental untuk beberapa menit
  • Saat ejakulasi dekeluarkan semen sebanyak 2-5 ml, dimana mengandung 50-130 juta sperma/ml
Respon Seksual pada Pria: Ereksi
  • Pembesaran dan pengkakuan jaringan erektil penis oleh darah
  • Selama tahapan rangsangan, terjadi reflek saraf parasimpatis yang mengeluarkan nitrit oksida
  • Nitrit Oksida menyebabkan jaringan erektil terisi oleh darah
  • Pembesaran korpus kavernosa karena:
    • Kompresi dari vena
    • Darah yang masuk tidak dapat keluar
  • Korpus spongiosa berfungsi untuk menjaga urethra tetap terbuka saat ejakulasi
Reapon Seksual Pria
  • Ereksi timbul karena adanya rangsangan seksual termasuk:
    • Rabaan dan rangsangan mekanik pada penis
    • Pandangan sensual, suara, dan bau
  • Ereksi dapat ditingkatkan atau dihambat oleh emosi atau aktifitas mental yang lebih tinggi
  • Impotensi – ketidak mampuan untuk ereksi
Ejakulasi
  • Pengeluaran semen dari saluran reproduksi pria
  • Saat ejakulasi, saraf simpati merangsang organ genital menyebabkan:
    • Saluran sperma dan kelenjar asesori mengosongkan isinya
    • Spingter urethra konstriksi, mencegah keluarnya urin pada vesika urinaria
    • Otot bulbospongiosum dengan cepat kontraksi
    • Terjadi penyemprotan semen ke urethra
Spermatogenesis
  • Proses pembentukan sperma pada tubulus seminiferus testis
  • Tiap sel mempunyai dua set kromosom (satu dari ibu, satu dari bapak) dan disebut sel diploid (2n      jumlah kromoaom)
  • Manusia mempunyai 23pasang kromosom yang homolog
  • Sel gamet hanya mempunyai 23 kromosom dan disebut sel haploid (n jumlah kromosom)
  • Sel gamet dibentuk dari proses meiosis, dimana jumlah kromosomnya setengah (dari 2n menjadi n)
27-08bc_Spermatogen_1.jpg                                      00022699Macintosh HD                   ABA78158:
Meiosis
  • Inti sel terbagi, melalui proses meiosis I dan meiosis II, menjadi emapt sel anak yang mempunyai kromosom setengah
  • Terjadi penggandaan kromosom pada awal meiosis I
  • In meiosis I, homologous pairs of chromosomes undergo synapsis and form tetrads with their homologous partners
  • Crossover, the exchange of genetic material among tetrads, occurs during synapsis

Meiosis I
  • Tetrads line up at the spindle equator during metaphase I
  • In anaphase I, homologous chromosomes still composed of joined sister chromatids are distributed to opposite ends of the cell
  • At the end of meiosis I each daughter cell has:
  • Two copies of either a maternal or paternal chromosome
  • A 2n amount of DNA and haploid number of chromosomes
  • In telophase I:
    • The nuclear membranes re-form around the chromosomal masses
    • The spindle breaks down
    • The chromatin reappears, forming two daughter cells
Meiosis II
  • Mirrors mitosis except that chromosomes are not replicated before it begins
  • Meiosis accomplishes two tasks:
    • It reduces the chromosome number by half (2n to n)
    • It introduces genetic variability

Comparison of Mitosis and Meiosis
27-06_MitosisMeios_1.jpg                                       00022699Macintosh HD                   ABA78158:
Meiotic Cell Division: Meiosis I
27-07_Meiosis-2_1.jpg                                          00022699Macintosh HD                   ABA78158:
Aksis Otak – Testis
  • Pengaturan hormon pada spermatogenesis dan produksi androgen testis melibatkan hipotalamus, hipofise anterior dan testis
  • Pengaturan testis melibatkan 3 set hormon:
    • GnRH, dimana secara tidak langsung merangsang testis melalui:
      • Follicle stimulating hormone (FSH)
      • Luteinizing hormone (LH)
    • Gonadotropin, dimana secara langsung merangsang testis
    • Hormon testis, dimana menggunakan mekanisme kontrol umpan balik negatif
Regulasi Hormonal pada Fungsi Testis
  • Hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
  • GnRH merangsang hipofise anterior untuk mensekresi FSH dan LH
    • FSH menyebabkan sel Sertoli mengeluarkan androgen-binding protein (ABP)
    • LH merangsang sel Leydig untuk mengeluarkan hormon testosteron
  • ABP mengikat testosteron untuk meningkatkan proses spermatogenesis
  • Umpan balik menghambat hipotalamus dan hipofise anterior yang berasal dari :
    • Peningkatan kadar testosteron
    • Peningkatan inhibin
27-10_BrnTestAxis_1.jpg                                        000307BEMacintosh HD                   ABA78158:
Mekanisme dan Efek dari aktifitas Testosteron
  • Testosteron di sintesa dari kolesterol
  • Testosteron mengalami perubahan unsur kimia sebelum berperan pada sel target di:
    • Kel. Prostar – akan diubah menjadi dihydrotestosterone (DHT) sebelum berikatan dengan inti sel
    • Sel Neuron – testosteron diubah menjadi estrogen untuk meningkatkan fungsinya
  • Testosteron mempunyai sel target pada organ genitalia dan bila terjadi kekurangan hormon akan menyebabkan atropi organ
Karakteristik Sekunder pada Pria
  • Hormon pria menyebabkan peningkatan fungsi organ seks saat pubertas dan perubahan pada organ non reproduksi termasuk
    • Tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan, ketiak dan wajah
    • Pengingkatan pertumbuhan pada dada dan perubahan suara menjadi lebih besar
    • Kulit menebal dan berminyak
    • Pertumbuhan tulang dan ketebalan tulang
    • Otot rangka mengalami pembesaran ukuran dan lebih berat
§     Testosteron menjadikan adanya nafsu birahi pada pria dan wanita


No comments:

Post a Comment