BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masa
remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa pancaroba yang penuh gejolak
yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan.
Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri
tidak/belum diinginkan. masalah kehamilan remaja
cenderung masih kurang untuk negara-negara berkembang dibandingkan dengan
negara-negara maju. Program pendidikan
seks di sekolah memainkan peran besar di kalangan remaja. Tanpa
adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti seks bebas
yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Para psikolog menyatakan bahwa
masa remaja adalah masa stres emosional yang
dapat mengakibatkan perubahan psikologis dan fisiologis yang cepat. Sejumlah
bayi di panti asuhan diyakini hasil dari kehamilan remaja.
- RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan remaja?
2. Apa saja faktor pengaruh kehamilan remaja?
3. Apa saja akibat dan resiko pada kehamilan remaja?
4. Apa saja masalah yang akan timbul?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas mata
kuliah askeb V komunitas
2.
Memberi informasi kepada pembaca
tentang kehamilan remaja
3. Untuk mengetahui dampak kehamilan
remaja
4.
Untuk mengatasi masalah kehamilan
remaja
BAB II
TINJAUAN TEORI
Masa remaja merupakan masa peralihan/masa
transisi/masa pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa
dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan.
Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri
tidak/belum diinginkan.
Masa
remaja dibagi menjadi 2 :
1.
Masa
pra pubertas (pueral) = 12-14 tahun
Masa ini adalah
masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubetas, di mana seorang anak yang
lebih besar, (puer = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa
tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Pra pubertas adalah
saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, besamaan dengan
terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar
endokrin. Kelenjar endokin adalah kelenjar yang bermuara langsung di dalam
saluran darah. Dengan mlalui pertukaran zat yang ada diantara jaringan-jaringan
kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang
dikeluarkan itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi memberikan
stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak measakan adanya
rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa
tidak tenang pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya
pada akhir dunia anak-anaknya yang cukup menggembirakan.
Peristiwa
kematangan tersebut pada wanita terjadi 1,5-2 tahun lebih awal dari pada pria.
Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita bisa ditandai dengan adanya
menstruasi pertama (mensis) sedang pada pria ditandai dengan keluarnya spema
yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.
Perasan negatif
yang dialami, antaa lain :
1)
Ingin
selalu menentang lingkungan
2)
Tidak
tenang, dan gelisah
3)
Menarik
diri dari masyarakat
4)
Kurang
dan suka bekerja
5)
Kebutuhan
untuk tidur semakin besar
6)
Pesimistis,
dll
Adanya kelainan
aktivitas yang cukup mengundang perhatian serius itu, dapat dikatakan anak itu
dalam kondisi :
a.
Perkembangan
jasmani yang belum selaras
b.
Keadaan
batin yang belum seimbang anak perkembangan satu aspek dengan aspek lainnya.
2.
Masa
pubertas = 14-18 tahun
Pada masa ini
seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif
mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya (akunya), seta mencari pedoman
hidup, untuk bekal kehidupannya mendatang. Kegiatan tesebut dilakukannya penuh
semangat menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu
yang dicarinya itu. Sehingga Ch.buhler pernah
enggambarkan dengan ungkapan “Saya menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui
akan sesuatu itu”. Sehingga masa ini ada yang menyebutnya sebagai masa strumund drang (badai dan dorongan).
Tentang tanda-tanda
masa pubertas ini E. Spranger, menyebutkannya ada tiga aktivitas yakni :
a.
Penemuan
aku.
b.
Pertumbuhan
pedoman kehidupan.
c.
Memasukkan
diri pada kegiatan kemasyarakatan.
A. DEFINISI.
Kehamilan remaja adalah
kehamilan yang terjadi pada remaja yang merupakan akibat perilaku seksual baik
disengaja (sudah menikah) maupun tidak disengaja (belum menikah).
B.
BEBERAPA HAL YANG MENGAKIBATKAN KEHAMILAN REMAJA.
1.
Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua amat
berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang
tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari
ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal
yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk
kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
2. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga
terhadap Remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat
sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia
antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah
ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang
seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5%
yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua. Para remaja
juga mengaku tahu resiko terkena PMS (29%), sehingga harus menggunakan
kontrasepsi (29%) tapi hanya 24% dari responden remaja ini yang melakukan
preventif untuk mencegah penyakit AIDS yang menghingggapi mereka.
Dalam
penelitian ini didapatkan juga, 44% dari responden mengaku sudah pernah punya
pengalaman seks di usia 16-18 tahun, 16% mengaku pengalaman seks sudah mereka
dapatkan antara usia 13-15 tahun. Selain itu rumah menjadi tempat favorit (40%)
untuk melakukan hubungan seks, sisanya (26%) di kost, 26% di hotel. Dari hasil
penelitian di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang diberikan orang
tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari
tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap anak.
Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat berperan penting
bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua
dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan misalnya, batas
mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan
dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran
sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidak
menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang
“back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang
kurang akrab atau terlalu kaku.
3. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan
perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para
remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan
apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat
membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga
terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang
berlaku.
C. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA
1. Pengguguran Kandungan.
Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan
adalah :
a.
Status ekonomi sebuah keluarga.
Keadaan ini
mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena
faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan
bayi.
b. Keadaan emosional.
Setiap remaja
yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya,
apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu
terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan kandungan.
c. Pasangan yang tidak bertanggung jawab.
Dengan usia
yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus
bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak
pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila
pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga
memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.
2.
Resiko persalinan yang akan terjadi.
Beragam resiko yang terjadi pada
kehamilan di usia dini diantaranya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi
berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang
hamil sebelum usia 16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk
menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh
sempurna).
3.
Perceraian pasangan muda.
Pernikahan remaja di usia muda dengan
status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian.
Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana
sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah
menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang masalah yang mereka
hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera
menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.
4. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker.
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun
merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan
pada usia 12 – 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali.
Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi
kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing
dalam tubuh perempuan. Karena adanya
benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan mengakibatkan
perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang
mengakibatkan infeksi dalam rahim. Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat
mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat
kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina
hingga keluar di permukaan.
D. SEBAB TERJADINYA KEHAMILAN REMAJA.
1.
Faktor Agama dan Iman.
Kurangnya
penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja
dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi
kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung
jawab.
2. Faktor Lingkungan.
a. Orang Tua.
Kurangnya
perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan pendidikan
seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka
terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual
b. Teman, Tetangga dan Media.
Pergaulan yang
salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah.
Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi
merupakan sesuatu yang lazim.
3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Pengetahuan
seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa
dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam
keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan
mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku,
majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih
mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
4. Perubahan zaman.
Pada zaman
modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai,
dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang
bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu
intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas,
termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
5. Perubahan Kadar Hormon
Pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang
membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
6. Semakin cepatnya usia
pubertas.
Semakin
cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan
pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan
“masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak
diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko
tinggi.
7. Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja.
Dimana kalau dulu melakukan hubungan
seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser
nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual
dengan banyak orang.
E. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA DI KOMUNITAS.
Banyak efek negatif dari kehamilan
remaja diantaranya penyakit fisik seperti : anemia, kesulitan persalinan karena
tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin dalam
kandungan, berat badan bayi lahir rendah dan sebagainya.
Di bidang
sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap
ungkapan yang negatif karena dianggap memalukan, yang dapat menimbulkan sikap
penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya. Kehamilan
remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus
sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini. Abortus dengan
konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman
pidana dan sanksi adat/masyarakat. Penyakit menular seksual, gangguan dan
tekanan psikososial di masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra
nikah.
F. PENCEGAHAN KEHAMILAN REMAJA
1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2. Kegiatan positif
3. Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif
misalnya perilaku sex.
4. Jangan terjebak pada rayuan gombal
5. Hindari pergi dengan orang yang terkenal
6.
Mendekatkan diri pada Tuhan
7. Penyuluhan
meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana (alat
kontrasepsi,
kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan tokoh agama.
8. Bagi pasangan
menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang tingkat
kegagalannya
rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.
G. PENANGANAN
KEHAMILAN REMAJA
1. Sikap bersahabat jangan mencibir
2. Konseling
kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.
3. Membantu
mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara
kekeluargaan, segera menikah.
4. Periksa kehamilan sesuai standart.
5. Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera
rujuk ke Sp.OG
6. Bila
ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.
BAB
III
TINJAUAN KASUS
Dikutip
dari KOMPAS 15 December 2012
Bak disambar petir saja. Begitulah yang dialami
keluarga pak Burhan ( bukan nama sebenarnya) kala mendapat kabar anaknya (
Rina, nama samaran) yang sedang duduk di kelas 3 SMA sudah hamil 3 bulan.
Amarah yang besar bercampur malu dan kecewa menyelimuti hati Pak Burhan. Betapa
tidak, anak satu-satunya yang menjadi tumpuan harapannya, yang seharian di
rumah terlihat sangat santun dan baik itu, kini sudah berbadan dua. Padahal ia
masih berstatus pelajar. Harapan Pak Burhan dan keluarga untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang lebih tinggi, buyarlah sudah. Karena Rina, dikeluarkan dari
sekolahnya. Jalan yang harus ditempuh adalah dengan menikahkan Rina dengan
pacarnya yang usianya masih sebaya itu atau melakukan aborsi.
Edan. Inikah
zaman edan? Rasanya memang zaman semakin edan. Masalah hamil di luar nikah
semakin parah dan sangat miris serta menyedihkan–remaja perempuan kita akhir-akhir
ini. Beberapa fakta tentang fenomena hamil di luar nikah, di negeri kita ini
saat ini seperti diutarakan di atas, memang sangat menggalaukan hati kita.
Walau sebenarnya, kasus – kasus hamil di luar nikah yang merupakan kasus
kecelakaan dalam pergaulan yang bebas itu, sesungguhnya sejak dahulu kala
dengan jumlah yang tidak terlalu gila seperti sekarang ini. Namun, bila kita
melihat dari angka-angka kasus dari perjalanan sejarah anak manusia, kasus
hamil di luar nikah itu sekarang ini memang sangat parah. MBA dianggap hal
biasa. Padahal, dahulu, seseorang yang terlanjur hamil di luar nikah itu dalam
tatanan masyarakat kita dinyatakan sebagai tindakan yang sangat memalukan,
keluarga, dan bahkan masyarakat dalam sebuah komunitas. Pelaku hamil di luar nikah
dianggap sebagai pembawa sial. Bahkan ada yang diusir dari keluarga dan juga
dari kampong. Karena, hamil di luar nikah, hamil karena kecelakaan, hamil
karena perbuatan zina, atau dalam istilah masa kini disebut dengan married by
accident (MBA) adalah sebuah berita buruk, memalukan dan hina bagi sebuah
keluarga dan kelompok masyarakat di sebuah daerah, juga suatu bangsa seperti
Indonesia. Artinya, kala orang tua atau sebuah keluarga mengetahui anak
perempuannya hamil sebelum menikah, orang tua dan keluarga bahkan masyarakat
akan merasa dipermalukan oleh kasus itu. Maka, mendapat kabar bahwa anak
perempuan sesorang mengalami hamil di luar nikah itu adalah sebuah berita yang
sangat mencoreng nama baik keluarga dan masyarakat. Apalagi dalam keluarga
masyarakat muslim, ini justru sangat tidak bisa diterima. Sehingga kasus-kasus
hamil di luar nikah, sulit didata dan selalu terselubung serta banyak berujung
dengan tindakan aborsi yang bertentangan dengan nilai-nilai universal HAM dan
nilai-nilai agama itu.
Ironisnya,
walau itu bertentangan dengan nilai –nilai agama dan hak asasi manusia, gaya
hidup seks bebas yang menyebabkan hamil di luar nikah dan sering berujung
dengan tindakan aborsi itu, hingga kini terus semakin menggila. Meningkatnya
jumlah kasus hamil di luar nikah dan kasus aborsi di tanah air saat ini,
menjadi keprihatinan semua orang. Karena dengan semakin meningkatnya kasus
hamil di luar nikah ini, maka semakin besar risiko yang dialami oleh genarasi
bangsa ini. Namun celakanya, banyaknya kasus hamil di luar nikah tersebut sudah
dianggap sebagai hal biasa. Padahal bila kita kaji lebih dalam, meningkatkanya
kasus hamil di luar nikah ini sangat membahayakan generasi bangsa ini, terutama
para remaja itu sendiri.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dalam
bab ini dibahas bahwa didalam tinjauan kasus membahas tentang kehamilan remaja
yang disebabkan adanya pergaulan bebas. Hal ini sesuai dengan teori yang telah
dijelaskan yaitu penyebab/akibat dari
pergaulan bebas, antara lain yaitu :
1.
Pada
zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem
nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang
bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu
intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas,
termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
2.
Adanya trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja, dimana kalau dulu melakukan hubungan
seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser
nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual
dengan banyak orang.
3.
Faktor
Agama dan Iman. Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan
bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di
luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah
tangga dan untuk bertanggung jawab.
BAB V
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Tanpa adanya
pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti
seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Sebaiknya di dalam sebuah pergaulan perlu adanya
kegiatan-kegiatan yang positif serta dukungan dan kasih sayang dari orang tua
agar seorang remaja itu sendiri tidak salah dalam pergaulan yang bisa
menyebabkan penyesalan dikemudian hari.
- SARAN
Ada
beberapa saran yang dapat kami berikan untuk mengurangi masalah kehamilan
remaja saat ini antara lain :
1) Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkan
keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-masalah
pada remaja, contohnya kehamilan pada usia remaja dan aborsi.
2) Perlunya
pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak
cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan
ketat dari orang tua serta selalu menyediakan waktu berdiskusi tentang
masalah-masalah terhadap si anak.
3) Kepada
petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja yang bertujuan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku hidup
sehat bagi remaja, memberi pelayanan kontrasepsi, disamping menangani masalah
yang ada pada remaja tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dkk. 2005. Psikologi Pekembangan. Jakata : PT RINEKA CIPTA
Behrman. Kliegman. Arvin.
(2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.
Effendy Nasrul. (1998).
Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.
Markum.
A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan
Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial.
2008.
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakata
Syahlan, J.H. 1996.Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber
Daya Kesehatan. Jakarta