Tuesday, March 26, 2013

KEHAMILAN REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG        
          Masa remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak/belum diinginkan. masalah kehamilan remaja cenderung masih kurang untuk negara-negara berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju. Program pendidikan seks di sekolah memainkan peran besar di kalangan remaja. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Para psikolog menyatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional yang dapat mengakibatkan perubahan psikologis dan fisiologis yang cepat. Sejumlah bayi di panti asuhan diyakini hasil dari kehamilan remaja.

  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan kehamilan remaja?
2.      Apa saja faktor pengaruh kehamilan remaja?
3.      Apa saja akibat dan resiko pada kehamilan remaja?
4.      Apa saja masalah yang akan timbul?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah askeb V komunitas
2. Memberi informasi kepada pembaca tentang kehamilan remaja
3. Untuk mengetahui dampak kehamilan remaja
4. Untuk mengatasi masalah kehamilan remaja

BAB II
TINJAUAN TEORI

Masa remaja merupakan masa peralihan/masa transisi/masa pancaroba yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa jadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak/belum diinginkan.
Masa remaja dibagi menjadi 2 :
1.      Masa pra pubertas (pueral) = 12-14 tahun
Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubetas, di mana seorang anak yang lebih besar, (puer = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa.
Pra pubertas adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, besamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokin adalah kelenjar yang bermuara langsung di dalam saluran darah. Dengan mlalui pertukaran zat yang ada diantara jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang dikeluarkan itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi memberikan stimulasi pada tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak measakan adanya rangsangan-rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya pada akhir dunia anak-anaknya yang cukup menggembirakan.
Peristiwa kematangan tersebut pada wanita terjadi 1,5-2 tahun lebih awal dari pada pria. Terjadinya kematangan jasmani bagi wanita bisa ditandai dengan adanya menstruasi pertama (mensis) sedang pada pria ditandai dengan keluarnya spema yang pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan kepuasan seksual.
Perasan negatif yang dialami, antaa lain :
1)        Ingin selalu menentang lingkungan
2)        Tidak tenang, dan gelisah
3)        Menarik diri dari masyarakat
4)        Kurang dan suka bekerja
5)        Kebutuhan untuk tidur semakin besar
6)        Pesimistis, dll
Adanya kelainan aktivitas yang cukup mengundang perhatian serius itu, dapat dikatakan anak itu dalam kondisi :
a.       Perkembangan jasmani yang belum selaras
b.      Keadaan batin yang belum seimbang anak perkembangan satu aspek dengan aspek lainnya.
2.      Masa pubertas = 14-18 tahun
Pada masa ini seorang anak tidak lagi hanya bersifat reaktif, tetapi juga anak mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya (akunya), seta mencari pedoman hidup, untuk bekal kehidupannya mendatang. Kegiatan tesebut dilakukannya penuh semangat menyala-nyala tetapi ia sendiri belum memahami akan hakikat dari sesuatu yang dicarinya itu. Sehingga Ch.buhler pernah enggambarkan dengan ungkapan “Saya menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui akan sesuatu itu”. Sehingga masa ini ada yang menyebutnya sebagai masa strumund drang (badai dan dorongan).
Tentang tanda-tanda masa pubertas ini E. Spranger, menyebutkannya ada tiga aktivitas yakni :
a.       Penemuan aku.
b.      Pertumbuhan pedoman kehidupan.
c.       Memasukkan diri pada kegiatan kemasyarakatan.

A. DEFINISI.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang merupakan akibat perilaku seksual baik disengaja (sudah menikah) maupun tidak disengaja (belum menikah).



B. BEBERAPA HAL YANG MENGAKIBATKAN KEHAMILAN REMAJA.
1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga.
Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua ibu bapaknya.
2. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja.
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua. Para remaja juga mengaku tahu resiko terkena PMS (29%), sehingga harus menggunakan kontrasepsi (29%) tapi hanya 24% dari responden remaja ini yang melakukan preventif untuk mencegah penyakit AIDS yang menghingggapi mereka.
Dalam penelitian ini didapatkan juga, 44% dari responden mengaku sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun, 16% mengaku pengalaman seks sudah mereka dapatkan antara usia 13-15 tahun. Selain itu rumah menjadi tempat favorit (40%) untuk melakukan hubungan seks, sisanya (26%) di kost, 26% di hotel. Dari hasil penelitian di atas tampak bahwa perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua – anak dapat berperan penting bagi pemantauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orangtua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Berpacaran sembunyi-sembunyi akibat dari tidak diberinya kepercayaan justru tidak menguntungkan karena kasus-kasus pra nikah umumnya dilakukan oleh mereka yang “back street” dan mungkin juga didukung oleh hubungan dengan orang tua yang kurang akrab atau terlalu kaku.
3. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat.
Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku.

C. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA
     1. Pengguguran Kandungan.
              Faktor yang mendukung terjadinya pengguguran kandungan adalah :
a. Status ekonomi sebuah keluarga.
Keadaan ini mendorong suatu keluarga untuk lebih memilih menggugurkan kandungannya karena faktor ekonomi yang membuat mereka merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan bayi.
b. Keadaan emosional.
Setiap remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah akan terganggu keadaan emosionalnya, apalagi bagi mereka yang tidak bisa menerima kehamilan tersebut karena malu terhadap lingkungan sehingga mendorong mereka untuk menggugurkan kandungan.
c. Pasangan yang tidak bertanggung jawab.
Dengan usia yang belum cukup (belum matang) terlebih lagi bagi pihak pria yang harus bertanggung jawab sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya, membuat pihak pria berpikir dua kali untuk bertanggung jawab. Dan apabila pihak pria tidak bertanggung jawab maka ini terjadi beban bagi wanita sehingga memaksa dia untuk menggugurkan kandungannya.
             2. Resiko persalinan yang akan terjadi.
Beragam resiko yang terjadi pada kehamilan di usia dini diantaranya pre-eklampsia, anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian bayi dan PMS meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun. Selain itu remaja yang hamil amat berisiko untuk menderita disproporsi sefalo pelvik (karena tulang panggul belum tumbuh sempurna).
3. Perceraian pasangan muda.
Pernikahan remaja di usia muda dengan status emosi yang masih belum stabil kebanyakan berujung kepada perceraian. Disamping itu faktor ekonomi dari pasangan yang berubah drastis dimana sebelumnya kedua pasangan suami isteri dibiayai oleh orang tua. Kini berubah menjadi memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan segudang masalah yang mereka hadapi dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.

4. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker.
Hubungan seks pada usia dibawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena rentan pada usia 12 – 17 tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali. Saat sel sedang membelah secara aktif (metamorfosis) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apapun di luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Karena adanya benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim. Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kelamin perempuan, berawal dari mulut rahim dan berisiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.

D. SEBAB TERJADINYA KEHAMILAN REMAJA.
1. Faktor Agama dan Iman.
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.
2. Faktor Lingkungan.
    a. Orang Tua.
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual
    b. Teman, Tetangga dan Media.
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu yang lazim.
            3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah, internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
            4. Perubahan zaman.
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
5. Perubahan Kadar Hormon
Pada remaja meningkatkan libido atau dorongan seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual.
6. Semakin cepatnya usia pubertas.
Semakin cepatnya usia pubertas (berkaitan dengan tumbuh kembang remaja), sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat tuntutan kehidupan saat ini menyebabkan “masa-masa tunda hubungan seksual” menjadi semakin panjang. Jika tidak diberikan pengarahan yang tepat maka penyaluran seksual yang dipilih beresiko tinggi.
7. Adanya Trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja.
Dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.

E. DAMPAK KEHAMILAN REMAJA DI KOMUNITAS.
Banyak efek negatif dari kehamilan remaja diantaranya penyakit fisik seperti : anemia, kesulitan persalinan karena tulang panggul belum sempurna, persalinan prematur, kematian janin dalam kandungan, berat badan bayi lahir rendah dan sebagainya.
Di bidang sosial remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan menerima sikap ungkapan yang negatif karena dianggap memalukan, yang dapat menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya. Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus sekolah, rasa rendah diri, kawin muda dan perceraian dini. Abortus dengan konsekuensi psikososial seperti rasa bersalah yang berlebihan, ancaman hukuman pidana dan sanksi adat/masyarakat. Penyakit menular seksual, gangguan dan tekanan psikososial di masa lanjut yang timbul akibat hubungan seks remaja pra nikah.

F. PENCEGAHAN KEHAMILAN REMAJA
1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
2. Kegiatan positif
3. Hindari perbuatan yang memberi dorongan negatif misalnya perilaku sex.
4. Jangan terjebak pada rayuan gombal
5. Hindari pergi dengan orang yang terkenal
6. Mendekatkan diri pada Tuhan
7. Penyuluhan meliputi Kesehatan Reproduksi Remaja, Keluarga Berencana (alat    
     kontrasepsi, kegagalan dan solusinya), kegiatan rohani dengan tokoh agama.
8. Bagi pasangan menikah sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang tingkat    
     kegagalannya rendah, misalnya steril, AKBK, AKDR, dan suntik.
G. PENANGANAN KEHAMILAN REMAJA
1. Sikap bersahabat jangan mencibir
2. Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan.
3. Membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara       
    kekeluargaan, segera menikah.
4. Periksa kehamilan sesuai standart.
5. Gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk ke Sp.OG
6. Bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.



BAB III
TINJAUAN KASUS
                                                                       
                                                                        Dikutip dari KOMPAS 15 December 2012
Bak disambar petir saja. Begitulah yang dialami keluarga pak Burhan ( bukan nama sebenarnya) kala mendapat kabar anaknya ( Rina, nama samaran) yang sedang duduk di kelas 3 SMA sudah hamil 3 bulan. Amarah yang besar bercampur malu dan kecewa menyelimuti hati Pak Burhan. Betapa tidak, anak satu-satunya yang menjadi tumpuan harapannya, yang seharian di rumah terlihat sangat santun dan baik itu, kini sudah berbadan dua. Padahal ia masih berstatus pelajar. Harapan Pak Burhan dan keluarga untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi, buyarlah sudah. Karena Rina, dikeluarkan dari sekolahnya. Jalan yang harus ditempuh adalah dengan menikahkan Rina dengan pacarnya yang usianya masih sebaya itu atau melakukan aborsi.
Edan. Inikah zaman edan? Rasanya memang zaman semakin edan. Masalah hamil di luar nikah semakin parah dan sangat miris serta menyedihkan–remaja perempuan kita akhir-akhir ini. Beberapa fakta tentang fenomena hamil di luar nikah, di negeri kita ini saat ini seperti diutarakan di atas, memang sangat menggalaukan hati kita. Walau sebenarnya, kasus – kasus hamil di luar nikah yang merupakan kasus kecelakaan dalam pergaulan yang bebas itu, sesungguhnya sejak dahulu kala dengan jumlah yang tidak terlalu gila seperti sekarang ini. Namun, bila kita melihat dari angka-angka kasus dari perjalanan sejarah anak manusia, kasus hamil di luar nikah itu sekarang ini memang sangat parah. MBA dianggap hal biasa. Padahal, dahulu, seseorang yang terlanjur hamil di luar nikah itu dalam tatanan masyarakat kita dinyatakan sebagai tindakan yang sangat memalukan, keluarga, dan bahkan masyarakat dalam sebuah komunitas. Pelaku hamil di luar nikah dianggap sebagai pembawa sial. Bahkan ada yang diusir dari keluarga dan juga dari kampong. Karena, hamil di luar nikah, hamil karena kecelakaan, hamil karena perbuatan zina, atau dalam istilah masa kini disebut dengan married by accident (MBA) adalah sebuah berita buruk, memalukan dan hina bagi sebuah keluarga dan kelompok masyarakat di sebuah daerah, juga suatu bangsa seperti Indonesia. Artinya, kala orang tua atau sebuah keluarga mengetahui anak perempuannya hamil sebelum menikah, orang tua dan keluarga bahkan masyarakat akan merasa dipermalukan oleh kasus itu. Maka, mendapat kabar bahwa anak perempuan sesorang mengalami hamil di luar nikah itu adalah sebuah berita yang sangat mencoreng nama baik keluarga dan masyarakat. Apalagi dalam keluarga masyarakat muslim, ini justru sangat tidak bisa diterima. Sehingga kasus-kasus hamil di luar nikah, sulit didata dan selalu terselubung serta banyak berujung dengan tindakan aborsi yang bertentangan dengan nilai-nilai universal HAM dan nilai-nilai agama itu.
Ironisnya, walau itu bertentangan dengan nilai –nilai agama dan hak asasi manusia, gaya hidup seks bebas yang menyebabkan hamil di luar nikah dan sering berujung dengan tindakan aborsi itu, hingga kini terus semakin menggila. Meningkatnya jumlah kasus hamil di luar nikah dan kasus aborsi di tanah air saat ini, menjadi keprihatinan semua orang. Karena dengan semakin meningkatnya kasus hamil di luar nikah ini, maka semakin besar risiko yang dialami oleh genarasi bangsa ini. Namun celakanya, banyaknya kasus hamil di luar nikah tersebut sudah dianggap sebagai hal biasa. Padahal bila kita kaji lebih dalam, meningkatkanya kasus hamil di luar nikah ini sangat membahayakan generasi bangsa ini, terutama para remaja itu sendiri.











BAB IV
PEMBAHASAN

            Dalam bab ini dibahas bahwa didalam tinjauan kasus membahas tentang kehamilan remaja yang disebabkan adanya pergaulan bebas. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dijelaskan  yaitu penyebab/akibat dari pergaulan bebas, antara lain yaitu :
1.      Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk masalah hubungan seks di luar nikah.
2.      Adanya trend baru dalam berpacaran di kalangan remaja, dimana kalau dulu melakukan hubungan seksual diluar nikah meskipun dengan rela sendiri sudah dianggap bebas. Namun sekarang sudah pula bergeser nilainya, yang dianggap seks bebas adalah jika melakukan hubungan seksual dengan banyak orang.
3.      Faktor Agama dan Iman. Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.






BAB V
PENUTUP

A.    SIMPULAN
            Tanpa adanya pengetahuan yang cukup bagi remaja, maka remaja dapat terjun ke hal-hal yang tidak semestinya seperti seks bebas yang dapat mengakibatkan kehamilan remaja. Sebaiknya  di dalam sebuah pergaulan perlu adanya kegiatan-kegiatan yang positif serta dukungan dan kasih sayang dari orang tua agar seorang remaja itu sendiri tidak salah dalam pergaulan yang bisa menyebabkan penyesalan dikemudian hari.
  1. SARAN
Ada beberapa saran yang dapat kami berikan untuk mengurangi masalah kehamilan remaja saat ini antara lain :
1)      Kepada setiap remaja agar mempunyai pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari masalah-masalah pada remaja, contohnya kehamilan pada usia remaja dan aborsi.
2)      Perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua serta selalu menyediakan waktu berdiskusi tentang masalah-masalah terhadap si anak.
3)      Kepada petugas kesehatan untuk memberikan pembinaan bagi remaja yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, memberi pelayanan kontrasepsi, disamping menangani masalah yang ada pada remaja tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
          Ahmadi, Abu, dkk. 2005. Psikologi Pekembangan. Jakata : PT RINEKA CIPTA
Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.
Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.
            Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakata
            Syahlan, J.H. 1996.Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan. Jakarta