Wednesday, October 16, 2013

MENOPOUSE


A.    Pengertian Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan pauseis adalah kata pertama yang digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. (Kasdu, 2002, h.9)
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45 dan 50. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa berhentinya haid sama sekali. (Kasdu, 2002, h.9)
Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG., dari Sub-bagian Endokrinologi dan Immunologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta, menyebutkan menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. (Kasdu, 2002, h.10)
Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. (Wiknjosastro, 2007, h. 129)
Menopause rupanya ada hubungannya dengan menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul; sebaliknya, makin lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. (Wiknjosastro, 2007, h. 130)
Menopause merupakan masa krisis dalam kehidupan wanita yang mendekati usia paruh baya. Berbagai macam penyakit akan timbul saat wanita memasuki masa menopause ini, akibat berkurangnya jumlah estrogen dalam tubuh.


B.     Pembagian Masa Menopause
1.      Premenopause
Premenopause merupakan masa sebelum berlangsungnya perimenopause, yaitu sejak fungsi reproduksi menurun, sampai timbulnya jekuhan atau tanda-tanda menopause.
Tetapi kegagalan ovarium prematur dapat menyebabkan menopause terjadi lebih awal atau sering disebut menopause dini. Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
2.      Perimenopause
Perimenopause merupakan periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopaue. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada masa ini menopause masih berlangsung. Tidak ada cara untuk mengukur berapa lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.

3.      Postmenopause
Postmenopause merupakan masa setelah perimenopause sampai senilis. Menopause adalah perubahan yang normal terjadi pada kehidupan seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada usia 45 – 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala.

C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause:
1.      Usia saat haid pertama kali (menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
2.      Faktor psikis
Dalam perkembangan selanjutnya ternyata dampak stres ini tidak hanya mengenai gangguan fungsional hingga kelainan organ tubuh, tetapi juga berdampak pada bidang kejiwaan (psikologik/psikiatrik) misalnya kecemasan dan atau depresi. Seseorang yang sering mengalami kecemasan dan atau depresi cenderung lebih cepat mengalami menopause karena terjadi gangguan pada pengaturan hormon estrogen dalam tubuh.


3.      Jumlah anak dan usia melahirkan
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopause, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
4.      Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki usia menopause.
5.      Sosial ekonomi
Meskipun data pasti belum diperoleh, dalam bukunya, DR. Faisal menyebutkan bahwa menopause kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.

D.    Tanda dan Gejala Menopause
1.      Perubahan Organ Reproduksi
a.       Rahim
Rahimmengalami atropi (keadaab kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusust, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibrotik (sifat berserabut secara berlebihan).
b.      Saluran telur
Lipatan-lipatan slauran menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang.


c.       Indung telur
Ukuran indung telur mengecil dan permukaannya akan menjadi “keriput” sebagai akibat atropi dari medulla (sumsum). Tidak mengandung korpus luteum (badan kuning), dan tunika albugenia-nya (selaput pembungkus) menebal. Terjadi sklerosis (penebalan) dini pada sistem pembuluh darah indung telur sehingga diperkirakan sebagai penyebab utama gangguan vaskularisasi (pembuluh darah) indung telur.
d.      Serviks (leher rahim)
Seperti halnya rahim dan indung telur, serviks juga mengalami pengerutan dan memendek. Serviks (leher rahim) menyusut tidak menonjol ke dalam vagina, bahkan lama-lama akan merata dengan dengan dinding vagina.
e.       Vagina
Vagina mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan. Forniks (dinding vagina bagian belakang dekat mulut rahim) menjadi dangkal. Atropi vagina berangsur-angsur menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan menipis dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis (pembentukan jaringan ikat dalam alat atau bagian tubuh dalam jumlah yang melampaui keadaan biasa).
f.       Vulva (mulut kemaluan)
Jaringan menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang sehingga menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan juga hilangnya sekret kulit serta mengerutnya lubang masuk kemaluan. Berkurangnya serabut pembuluh darah dan serabut elastik. Semua keadaan ini mempengaruhi munculnya gangguan nyeri waktu senggama.


g.      Payudara
Bentuk payudara akan mengecil, mendatar, dan mengendor. Hal ini terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara. Puting susu juga mengecil dan pigmentasinya berkurang.
2.      Perubahan Hormon
Pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah akibat dari penurunan hormon estrogen.

3.      Perubahan Fisik
a.       Hot Flushes (perasaan panas)
Hot Flushes adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada).
Gejolak panas terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh.
Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal.


b.      Keringat berlebihan
Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuhpada suhu yang lebih rendah mengakibatkan suhu udara yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas. Kemudian tubuh menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
Hal ini dapat diatasi dengan cara menggunakan kipas angin di kamar, tidak menggunakan selimut yang tebal saat tidur, memakai pakaian dari katun ringan atau material tipis lainnya di malam hari.
c.       Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama.
Untuk mengatasi hal ini dapat menggunakan pelumas vagina atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter
d.      Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Hal tersebut dapat diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau kegel. Kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih
e.       Gangguan Penglihatan
Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehigga mata terasa kering dan gatal.
f.       Penambahan berat badan
Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit untuk menurunkan berat badannnya. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
Selain itu kulitpun menjadi lebih kendor sehingga mudah menjadi tempat simpanan lemak. Bahkan dengan bertambah usia, aktivitas tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan gerak tubuh berkurang sehingga menyebabkan lemak semakin banyak tersimpan.
g.      Nyeri tulang dan sendi
Seiring meningkatnya usia maka beberapa organ tidak lagi mengadakan remodelling, diantaranya tulang. Bahkan, mengalami proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain.
h.      Perubahan fisik lainnya
Perubahan distribusi lemak tubuh yang mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut. Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.
4.      Perubahan Emosi
Selain fisik, perubahan psikis juga sangta mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause. Memang perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung pada masing-masing individu. Pengaruh ini sangat tergantung pada masing-masing individu. Pengaruh ini sangat tergantung pad apandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan lebih baik.
Sebaliknya, ada beberapa wanita yang memasuki masa menopause dengan penuh kecemasan. Ya, seperti halnya hormon tubuhnya yang berubah, suasana hatipun menjadi berubah-ubah. Wanita-wanita seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon. Umumnya, mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga yang dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialaminya setelah memasuki masa menopause.
Yang menjadi masalah adalah apabila masa ini menimbulkan problem psikis pada mereka. Perubahan emosi yang sering terjadi pada masa menopause adalah keadaan emosi yang kurang stabil. Hal ini memang bisa dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh. Namun, dapat pula hanya masalah psikis yang sifatnya sangat individual. Ketegangan ini dapat menimbulkan gejala pada fisik dan emosi, termasuk menjadi pelupa, kurang dapat memusatkan perhatian, mudah cemas, mudah marah dan depresi.
Hal ini dapat diatasi dengan cara menumbuhkan rasa kemauan diri untuk memandang hidup yang akan datang sebagia sebuah harapan yang membahagiakan. Dengan kata lain, selalu berpikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi yang baik. Tentunya, hal ini dapat berlangsung apabila ada dukungan dari orang-orang sekitarnya kerabat dekat, keluarga dan khususnya suami sebagai pasangan hidup. Peran positif mereka akan menumbuhkan rasa nyaman untuk menjalani menopause dengan lebih baik.
Pada saat sudah masuk pada masa menopause, tetaplah aktif mempergunakan waktu luang yang ada dengan menjalin komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga ataupun lingkungan sosialnya, ikut dalam kegiatan positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi yang kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan uang sehingga para wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, ia merasa diperhatikan, dibutuhkan dan dihargai dengan demikian masa menopause justru merupakan awal kehidupan yang membahagiakan apabila ia bisa mensyukuri hikmah yang diperolehnya dalam kehidupan ini.

E.     Gangguan Kesehatan pada Wanita Menopause
1.      Osteoporosis
Osteoporosis atau keroposan tulang dapat menyerang siapapun, baik laki-laki maupun perempuan. Kondisi ini ditandai dengan keadaan tulang yang menajdi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah.
Jika seseorang terkena osteoporosis maka lapisan tulang luar yang keras akan menipis dan rongga-rongga di dalam tulang akan membesar. Dengan kata lain osteoporosis adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur jaringan tulang dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta kecenderungan untuk mengalami fraktur (patah tulang). ((Kasdu, 2002, h.42)
Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D.
2.      Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Faktor resiko terkena serangan PJK adalah pada masa setelah menopause. Hal ini disebabkan karena total kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) atau lemak kolesterol jahat menjadi lebih tinggi. Setelah menopause, LDL meningkat dengan cepat. Oleh karena itu, setelah menopause, risiko terkena PJK menjadi dua kali lipat pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang memproduksi lemak pada pembuluh arteri) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.
3.      Kanker
Pada masa menopause terjadi proses degenerasi sehingga menyebabkan perubuhan-perubahan tidak saja pada organ reproduksi juga bagian tubuh lainnya. Salah satu proses degenerasi tersebut adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah suatu keadaan pertumbuhan jaringan tubuh yang abnormal.
Selain pengaruh perubahan hormon tubuh, juga berhubungan dengan gangguan tubuh lainnya akibat penyakit generatif, seperti diabetes melitus dan penyakit jantung. Jenis-jenis penyakit tersebut yang akan muncul pada masa ini adalah kanker endometrium, kanker indung telur, kanker mulut rahim, kanker payudara dan kanker vagina.
Untuk dapat mendeteksi kemungkinan menderita kanker ini, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan. Idealnya, hal ini dilakukan sejak seorang wanita memasuki usia reproduksi atau setelah menikah atau melakukan hubungan seksual secara aktif.
Salah satu pemeriksaan dalam hal ini adalah pap smear (tes usap) secara rutin satu tahun sekali. Tes ini dapat mendeteksi adanya kanker pada mulut rahim. Kanker jenis ini yang paling banyak di derita wanita.
Selain itu, ada juga tes mamografi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker payudara. Yang penting, segeralah memeriksakan ke dokter setiap mencurigai adanya benjolandalam tubuh atau gejala yang tidak biasanya, seperti keputihan yang banyak, berbau, dan berwarna.
4.      Darah Tinggi
Hipertensi kerapkali tidak terlihat gejalanya. Meskipun demikian, biasanya penderita merasakan tanda-tanda seperti pusing, napas pendek, kaki dan tangan kesemutan serta mati rasa, pandangan kabur, sakit kepala yang luar biasa serta angina (rasa sakit yang amat sangat pada punggung, pundak, leher, dan tangan).
Sebagian besar penyebab tekanan darah tinggi masih belum diketahui, tetapi ada hubungannya dengan faktor keturunan, kegemukan, merokok, dan konsumsi garam yang berlebih. Jika tidak segera ditanggulangi hipertensi dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke, bahkan gagal ginjal.
Dengan memonitor tekanan darah secara rutin serta mengenali gejala-gejalanya dan hal-hal yang sering menjadi pemicu meningkatnya tekanan darah, seperti terlalu lelah atau overtraining (latihan atau olehraga berlebih), stres, serta mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan lemak.
5.      Dimensia Tipe Alzheimer
Pada masa menopause terjadi penurunan kadar hormon seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan neuroendokrin sistem sususnan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak. Padahal, sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi hormon seks steroid seperti etrogen. Pada keadaan ini terjadi proses degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak, terutama di daerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan.
Bentuk kelainan tersebut, seperti sulit berkonsentrasi, hilangnya fungsi memori jangka pendek, dan beberapa kondisi yang berhubungan dengan kelainan psikologis, seperti sulit tidur, rasa gelisah, dan depresi. Dimensi tipe alzheimer merupakan bentuk kelainan yang berat dan berlangsung lama.
6.      Gairah Seksual Menurun
Salah satu masalah yang banyak dikhawatirkan wanita menjelang masa menopause adalah tentang hubungan seksual dengan suami. Mereka khawatir, setelah menopause gairah seksualnya akan menurun.
Menopause memang membuat perubahan pada sistem reproduksi. Satu hal yang pasti akan berubah adalah keseimbnagan hormon di dalam tubuh wanita itu. Pada wanita menopause, akibat dari kekurangan estrogen, vagina menjadi kering sehingga mudah terluka saat berhubungan seksual dengan pasangan. Keadaan ini selain menyisakan beban fisik, juga mempengaruhi psikis wanita ketika akan melakukan hubungan seksual.
7.      Berat Badan Meningkat
Usia menopause terjadi peningkatan berat badan akibat turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain pada usia ini, biasanya aktifitas tubuh berkurang, selai itu daya elastisitas kulit juga menurun, yang memudahkan lemak disimpan di dalam tubuh. Berat badan yang berlebihan membuat gerakan lebih sulit dan menambah rasa nyeri pada keadaan arthritis. Kegemukan juga mengganggu toleransi glukosa dan emnjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit.
8.      Perubahan Kulit
Proses penuaan kulit memang bersifat alamiah, yaitu tidak dapat dicegah atau dihindari. Namun, proses ini tidak sama pada setiap orang. Dengan usia yang sama, ada seorang wanita yang tampak lebih muda, ada yang tampak lebih tua. Hal ini tejadi selain karena perawatan diri atau kecantikan, juga “kebersihan” hati dan pikiran. Melalui kedua hal tersebut, proses ketuaan bisa diperlambat, tetapi tanpa bisa dicegah. Pada akhirnya akan berlangsung juga.
Faktor hormon estrogen banyak mempengaruhi terjadinya perubahan pada kulit. Pada usia yang sama dan telah berakhir masa haidnya, proses menua kulit telihat lebih jelas. Hal ini disebabkan karena produksi lemak di permukaan kulit. Padahal, lemak ini berfungsi untuk menjaga kulit agar tetap segar, berminyak, lembab, dan tidak kering karena lemak menghambat pengeluaran air.
Pada usia ini, keterlambatan distribusi pigmen melanin serta bertambahnya sel pembuat pigmen juga menurun. Akibatnya, terjadi penumpukan pigmen di lapisan kulit. Pigmen di kulit menimbulkan bentuk bercak-bercak yang tidak merata pada kulit. Kelainan ini banyak terjadi di kulit pipi atau wajah karena daerah itu yang banyak terkena sinar matahari.

F. Tips Menjalani Masa Menopause
1.      Terapi Sulih Hormon (TSH)
TSH merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua.
2.      Olahraga secara teratur
Banyak wanita usia lanjut enggan melakukan olahraga dengan alasan ketuaan. Biasanya, keengganan ini berawal karena kebiasaan olahraga tidak menjadi bagian dari pola hidupnya. Namun, apabila kebiasaan ini sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-harinya, usia tua bukan menjadi halangan untuk meneruskan kebiasaan ini. Meskipun sudah menjadi bagian pola hidupnya, olahraga di masa ini harus disesuaikan dengan usia dan memperhatikan kondisi fisiknya yang sudah mulai menua. Tidak dapat diingkari, usia membuat seseorang wanita mengalami penurunan kualitas kesehatan, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Yang perlu ditekankan, olahraga di masa ini adalah untuk meningkatkan kebugaran dan menjaga kondisi kesehatan.
3.      Mencukupi kebutuhan nutrisi
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa oragan tidak melakuakn proses perbaikan (remodelling) diri lagi. Selain itu, semakin tua, aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang dan kebutuhan kalori untuk metabolisme tubuh juga menurun. Dengan demikian, asupan makanan yang dibutuhkan juga berkurang.
Meskipun demikian, setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi seimbang, dalam arti memenuhi zat-zat gizi yang mengandung karbohidarat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
4.      Gaya hidup sehat
Bukan rahasia lagi, gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan datang. Gaya hidup, mungkin tidak memberikan dampak langsung sekarang, tetapi beberapa tahun kemudian, bahkan mungkin puluhan tahun kemudian. Sebisa mungkin menghindari kebiasaan merokok dan minum-minuman yang beralkohol karena kebiasaan ini akan merugikan kesehatan. Pengaruh menopause secara fisik pada tubuh juga perlu diperhatikan yaitu dengan mempersiapkan maa transisi, antara lain makan-makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur.
5.      Memeriksakan kesehatan
Kesehatan bisa dijaga dengan melakukan pemeriksaan kesehatan lengkap setahun sekali. Oleh karena itu, pemantauan melalui pemeriksaan kesehatan lengkap dapat mencegah terjadinya penyakit tertentu. Walaupun dari pemeriksaan diketahui adanya penyakit tersebut, masih berlangsung dalam stadium dini sehingga mudah untuk mengatasinya.



6.      Meningkatkan kehidupan religi
Kejenuhan atau tekanan kehidupan sering kali membuat mereka stres atau bosan, upaya untuk relaksasi atau mengendorkan pikiran harus dilakuakan.
Salah satu untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan menjauhkan diri dari kejenuhan adalah dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Semua yang sudah, sedang atau yang akan kita lakukan harus dikembalikan kepada Allah semata. Dengan cara ini, apapun yang terjadi dapat diterima dengan lapang hati, baik sesuatu yang menyenangkan atau tidak karena hal itu adalah bagian dari kehidupan yang memang harus dijalani. Oleh karena itu, harus diupayakan tubuh tetap sehat, bugar, hati riang gembira, dan pikiran tenang dengan kepercayaan bahwa semua dilakuakn untuk menunjang kesehatan. Dengan demikian, menjalani masa-masa menopause akan lebih menyenangkan.

         Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Menopause Pada Wanita. Diperoleh pada tanggal 12 Desember 2010 jam 15.24 WIB. <http://www.keluargabesar.net/index.php?option=com_content&view=article&id=501:menopause-pada-wanita&catid=38:kesehatan&Itemid=58>
Baziad, Ali. 2008. Endrikonologi Ginekologi. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Uneversitas Indonesia
Hawari, Dadang. 2007. Sejahtera di Usia Senja. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia. di Usia Menopause. Bekasi : Puspa Swara
Sutanto, Lusiana B. 2005. Menopause. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia.

1 comment: