A.
Pengertian
Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang
mempunyai banyak arti. Men dan pauseis adalah kata pertama yang
digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. (Kasdu, 2002, h.9)
Webster’s
Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan
menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi
antara usia 45 dan 50. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa
berhentinya haid sama sekali. (Kasdu, 2002, h.9)
Dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG., dari
Sub-bagian Endokrinologi dan Immunologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi
FKUI/RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta, menyebutkan menopause sebagai perdarahan
rahim terakhir yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. (Kasdu, 2002,
h.10)
Menopause ialah haid terakhir, atau saat
terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea
sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus
haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu
terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan. (Wiknjosastro, 2007, h. 129)
Menopause rupanya ada hubungannya dengan
menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause
timbul; sebaliknya, makin lambat menarche
terjadi, makin cepat menopause timbul. (Wiknjosastro, 2007, h. 130)
Menopause merupakan masa krisis dalam
kehidupan wanita yang mendekati usia paruh baya. Berbagai macam penyakit akan
timbul saat wanita memasuki masa menopause ini, akibat berkurangnya jumlah
estrogen dalam tubuh.
B.
Pembagian
Masa Menopause
1. Premenopause
Premenopause merupakan masa sebelum
berlangsungnya perimenopause, yaitu sejak fungsi reproduksi menurun, sampai
timbulnya jekuhan atau tanda-tanda menopause.
Tetapi kegagalan ovarium prematur dapat
menyebabkan menopause terjadi lebih awal atau sering disebut menopause dini.
Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya
tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor
keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau
operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan
menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi)
tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi
karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi
maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang
masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
2. Perimenopause
Perimenopause merupakan periode dengan
keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopaue.
Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali.
Pada masa ini menopause masih berlangsung. Tidak ada cara untuk mengukur berapa
lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari
kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan
fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon
estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami
periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat
tetap hamil.
3. Postmenopause
Postmenopause merupakan masa setelah
perimenopause sampai senilis. Menopause adalah perubahan yang normal terjadi
pada kehidupan seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang
wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama
12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang
terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada usia 45 – 55 tahun, tubuh
seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan
progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala.
C.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Menopause
Berikut ini beberapa faktor yang
mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause:
1. Usia
saat haid pertama kali (menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian
menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia
seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini
mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya,
semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
2. Faktor
psikis
Dalam perkembangan selanjutnya ternyata
dampak stres ini tidak hanya mengenai gangguan fungsional hingga kelainan organ
tubuh, tetapi juga berdampak pada bidang kejiwaan (psikologik/psikiatrik)
misalnya kecemasan dan atau depresi. Seseorang yang sering mengalami kecemasan
dan atau depresi cenderung lebih cepat mengalami menopause karena terjadi
gangguan pada pengaturan hormon estrogen dalam tubuh.
3. Jumlah
anak dan usia melahirkan
Meskipun belum ditemukan hubungan antara
jumlah anak dan menopause, tetapi beberapa peneliti menemukan bahwa makin
sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki
masa menopause.
4. Pemakaian
kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya
alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja
kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel
telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua
memasuki usia menopause.
5. Sosial
ekonomi
Meskipun data pasti belum diperoleh,
dalam bukunya, DR. Faisal menyebutkan bahwa menopause kelihatannya dipengaruhi
oleh faktor status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami.
Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang
bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.
D.
Tanda
dan Gejala Menopause
1. Perubahan
Organ Reproduksi
a. Rahim
Rahimmengalami atropi (keadaab
kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusust, dan dindingnya menipis.
Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung
jaringan fibrotik (sifat berserabut secara berlebihan).
b. Saluran
telur
Lipatan-lipatan slauran menjadi lebih
pendek, menipis, dan mengerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur
atau fimbria menghilang.
c. Indung
telur
Ukuran indung telur mengecil dan
permukaannya akan menjadi “keriput” sebagai akibat atropi dari medulla
(sumsum). Tidak mengandung korpus luteum (badan kuning), dan tunika albugenia-nya (selaput
pembungkus) menebal. Terjadi sklerosis (penebalan) dini pada sistem pembuluh
darah indung telur sehingga diperkirakan sebagai penyebab utama gangguan
vaskularisasi (pembuluh darah) indung telur.
d. Serviks
(leher rahim)
Seperti halnya rahim dan indung telur,
serviks juga mengalami pengerutan dan memendek. Serviks (leher rahim) menyusut
tidak menonjol ke dalam vagina, bahkan lama-lama akan merata dengan dengan
dinding vagina.
e. Vagina
Vagina mengalami kontraktur (melemahnya
otot jaringan), panjang dan lebar vagina mengalami pengecilan. Forniks (dinding
vagina bagian belakang dekat mulut rahim) menjadi dangkal. Atropi vagina
berangsur-angsur menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan menipis dan tidak
lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis (pembentukan jaringan ikat
dalam alat atau bagian tubuh dalam jumlah yang melampaui keadaan biasa).
f. Vulva
(mulut kemaluan)
Jaringan menipis karena berkurang dan
hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh
darah berkurang sehingga menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan
rasa gatal dan juga hilangnya sekret kulit serta mengerutnya lubang masuk
kemaluan. Berkurangnya serabut pembuluh darah dan serabut elastik. Semua
keadaan ini mempengaruhi munculnya gangguan nyeri waktu senggama.
g. Payudara
Bentuk payudara akan mengecil, mendatar,
dan mengendor. Hal ini terjadi karena pengaruh atrofi pada kelenjar payudara.
Puting susu juga mengecil dan pigmentasinya berkurang.
2. Perubahan
Hormon
Pada kondisi menopause reaksi yang nyata
adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meskipun perubahan
terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang
mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah
akibat dari penurunan hormon estrogen.
3. Perubahan
Fisik
a. Hot Flushes
(perasaan panas)
Hot Flushes adalah rasa panas yang luar
biasa pada wajah dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada).
Gejolak panas terjadi karena
jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada estrogen akan
terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan
merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab
untuk mengatur temperatur tubuh.
Hot flashes umum terjadi pada wanita
menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang
diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan makanan
atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat
menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur,
dan meredakan kecemasan dapat menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila
memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal.
b. Keringat
berlebihan
Cara bekerjanya secara persis tidak
diketahui, tetapi pancaran panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang
mengatur termostat tubuhpada suhu yang lebih rendah mengakibatkan suhu udara
yang semula dirasakan nyaman, mendadak menjadi terlalu panas. Kemudian tubuh
menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
Hal ini dapat diatasi dengan cara
menggunakan kipas angin di kamar, tidak menggunakan selimut yang tebal saat
tidur, memakai pakaian dari katun ringan atau material tipis lainnya di malam
hari.
c. Kekeringan
pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina
yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastik berkaitan dengan
turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina
atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama.
Untuk mengatasi hal ini dapat menggunakan
pelumas vagina atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan
mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim
estrogen segera pergi ke dokter
d. Gangguan
berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan
penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan
kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila
batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih. Hal
tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Hal tersebut dapat diatasi dengan
latihan panggul (pelvic floor exercise) atau kegel. Kontraksikan otot panggul
seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus
(dubur). Tahan kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu
beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari
(dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki kontrol kandung kemih
e. Gangguan
Penglihatan
Kurang dan hilangnya estrogen
mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehigga mata terasa kering dan gatal.
f. Penambahan
berat badan
Saat wanita mulai menginjak usia 40
tahun, biasanya tubuhnya mudah menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit
untuk menurunkan berat badannnya. Hal ini diduga ada hubungannya dengan
turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak.
Selain itu kulitpun menjadi lebih kendor
sehingga mudah menjadi tempat simpanan lemak. Bahkan dengan bertambah usia,
aktivitas tubuh juga berkurang. Hal ini menyebabkan gerak tubuh berkurang
sehingga menyebabkan lemak semakin banyak tersimpan.
g. Nyeri
tulang dan sendi
Seiring meningkatnya usia maka beberapa
organ tidak lagi mengadakan remodelling,
diantaranya tulang. Bahkan, mengalami proses penurunan karena pengaruh dari
perubahan organ lain.
h. Perubahan
fisik lainnya
Perubahan distribusi lemak tubuh yang
mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut.
Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat.
4. Perubahan
Emosi
Selain fisik, perubahan psikis juga
sangta mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa
menopause. Memang perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung pada
masing-masing individu. Pengaruh ini sangat tergantung pada masing-masing
individu. Pengaruh ini sangat tergantung pad apandangan masing-masing wanita
terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause. Pengetahuan yang
cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa
ini dengan lebih baik.
Sebaliknya, ada beberapa wanita yang
memasuki masa menopause dengan penuh kecemasan. Ya, seperti halnya hormon
tubuhnya yang berubah, suasana hatipun menjadi berubah-ubah. Wanita-wanita
seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon.
Umumnya, mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga yang
dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialaminya setelah memasuki masa
menopause.
Yang menjadi masalah adalah apabila masa
ini menimbulkan problem psikis pada mereka. Perubahan emosi yang sering terjadi
pada masa menopause adalah keadaan emosi yang kurang stabil. Hal ini memang
bisa dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh. Namun, dapat pula hanya
masalah psikis yang sifatnya sangat individual. Ketegangan ini dapat
menimbulkan gejala pada fisik dan emosi, termasuk menjadi pelupa, kurang dapat
memusatkan perhatian, mudah cemas, mudah marah dan depresi.
Hal ini dapat diatasi dengan cara
menumbuhkan rasa kemauan diri untuk memandang hidup yang akan datang sebagia
sebuah harapan yang membahagiakan. Dengan kata lain, selalu berpikir positif
sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi
yang baik. Tentunya, hal ini dapat berlangsung apabila ada dukungan dari
orang-orang sekitarnya kerabat dekat, keluarga dan khususnya suami sebagai
pasangan hidup. Peran positif mereka akan menumbuhkan rasa nyaman untuk
menjalani menopause dengan lebih baik.
Pada saat sudah masuk pada masa
menopause, tetaplah aktif mempergunakan waktu luang yang ada dengan menjalin
komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga ataupun lingkungan sosialnya,
ikut dalam kegiatan positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi yang
kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan uang
sehingga para wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, ia
merasa diperhatikan, dibutuhkan dan dihargai dengan demikian masa menopause
justru merupakan awal kehidupan yang membahagiakan apabila ia bisa mensyukuri
hikmah yang diperolehnya dalam kehidupan ini.
E.
Gangguan
Kesehatan pada Wanita Menopause
1. Osteoporosis
Osteoporosis atau keroposan tulang dapat
menyerang siapapun, baik laki-laki maupun perempuan. Kondisi ini ditandai
dengan keadaan tulang yang menajdi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah.
Jika seseorang terkena osteoporosis maka
lapisan tulang luar yang keras akan menipis dan rongga-rongga di dalam tulang
akan membesar. Dengan kata lain osteoporosis adalah suatu penyakit metabolik
yang ditandai dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur jaringan
tulang dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta kecenderungan untuk
mengalami fraktur (patah tulang). ((Kasdu, 2002, h.42)
Tatalaksana dari osteoporosis adalah
pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel
tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah
perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol,
berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan
kalsium dan vitamin D.
2. Penyakit
Jantung Koroner (PJK)
Faktor resiko terkena serangan PJK
adalah pada masa setelah menopause. Hal ini disebabkan karena total kolesterol
LDL (Low Density Lipoprotein) atau
lemak kolesterol jahat menjadi lebih tinggi. Setelah menopause, LDL meningkat
dengan cepat. Oleh karena itu, setelah menopause, risiko terkena PJK menjadi
dua kali lipat pada wanita karena lemak golongan atherogenik (yang memproduksi
lemak pada pembuluh arteri) meningkat pada sekitar usia 60 tahun.
3. Kanker
Pada masa menopause terjadi proses
degenerasi sehingga menyebabkan perubuhan-perubahan tidak saja pada organ
reproduksi juga bagian tubuh lainnya. Salah satu proses degenerasi tersebut
adalah penyakit kanker. Kondisi ini adalah suatu keadaan pertumbuhan jaringan
tubuh yang abnormal.
Selain pengaruh perubahan hormon tubuh,
juga berhubungan dengan gangguan tubuh lainnya akibat penyakit generatif,
seperti diabetes melitus dan penyakit jantung. Jenis-jenis penyakit tersebut
yang akan muncul pada masa ini adalah kanker endometrium, kanker indung telur,
kanker mulut rahim, kanker payudara dan kanker vagina.
Untuk dapat mendeteksi kemungkinan
menderita kanker ini, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan. Idealnya, hal
ini dilakukan sejak seorang wanita memasuki usia reproduksi atau setelah
menikah atau melakukan hubungan seksual secara aktif.
Salah satu pemeriksaan dalam hal ini
adalah pap smear (tes usap) secara
rutin satu tahun sekali. Tes ini dapat mendeteksi adanya kanker pada mulut
rahim. Kanker jenis ini yang paling banyak di derita wanita.
Selain itu, ada juga tes mamografi yang digunakan
untuk mendeteksi adanya kanker payudara. Yang penting, segeralah memeriksakan
ke dokter setiap mencurigai adanya benjolandalam tubuh atau gejala yang tidak
biasanya, seperti keputihan yang banyak, berbau, dan berwarna.
4. Darah
Tinggi
Hipertensi kerapkali tidak terlihat
gejalanya. Meskipun demikian, biasanya penderita merasakan tanda-tanda seperti
pusing, napas pendek, kaki dan tangan kesemutan serta mati rasa, pandangan
kabur, sakit kepala yang luar biasa serta angina
(rasa sakit yang amat sangat pada punggung, pundak, leher, dan tangan).
Sebagian besar penyebab tekanan darah
tinggi masih belum diketahui, tetapi ada hubungannya dengan faktor keturunan,
kegemukan, merokok, dan konsumsi garam yang berlebih. Jika tidak segera
ditanggulangi hipertensi dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke, bahkan
gagal ginjal.
Dengan memonitor tekanan darah secara
rutin serta mengenali gejala-gejalanya dan hal-hal yang sering menjadi pemicu
meningkatnya tekanan darah, seperti terlalu lelah atau overtraining (latihan atau olehraga berlebih), stres, serta
mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan lemak.
5. Dimensia
Tipe Alzheimer
Pada masa menopause terjadi penurunan
kadar hormon seks steroid. Penurunan ini menyebabkan beberapa perubahan
neuroendokrin sistem sususnan saraf pusat, maupun kondisi biokimiawi otak.
Padahal, sistem susunan saraf pusat merupakan target organ yang penting bagi
hormon seks steroid seperti etrogen. Pada keadaan ini terjadi proses
degeneratif sel neuron (kesatuan saraf) pada hampir seluruh bagian otak,
terutama di daerah yang berkaitan dengan fungsi ingatan.
Bentuk kelainan tersebut, seperti sulit
berkonsentrasi, hilangnya fungsi memori jangka pendek, dan beberapa kondisi
yang berhubungan dengan kelainan psikologis, seperti sulit tidur, rasa gelisah,
dan depresi. Dimensi tipe alzheimer merupakan bentuk kelainan yang berat dan
berlangsung lama.
6. Gairah
Seksual Menurun
Salah satu masalah yang banyak
dikhawatirkan wanita menjelang masa menopause adalah tentang hubungan seksual
dengan suami. Mereka khawatir, setelah menopause gairah seksualnya akan
menurun.
Menopause memang membuat perubahan pada
sistem reproduksi. Satu hal yang pasti akan berubah adalah keseimbnagan hormon
di dalam tubuh wanita itu. Pada wanita menopause, akibat dari kekurangan
estrogen, vagina menjadi kering sehingga mudah terluka saat berhubungan seksual
dengan pasangan. Keadaan ini selain menyisakan beban fisik, juga mempengaruhi
psikis wanita ketika akan melakukan hubungan seksual.
7. Berat
Badan Meningkat
Usia menopause terjadi peningkatan berat
badan akibat turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme
lemak. Selain pada usia ini, biasanya aktifitas tubuh berkurang, selai itu daya
elastisitas kulit juga menurun, yang memudahkan lemak disimpan di dalam tubuh.
Berat badan yang berlebihan membuat gerakan lebih sulit dan menambah rasa nyeri
pada keadaan arthritis. Kegemukan juga mengganggu toleransi glukosa dan emnjadi
penyebab timbulnya berbagai penyakit.
8. Perubahan
Kulit
Proses penuaan kulit memang bersifat
alamiah, yaitu tidak dapat dicegah atau dihindari. Namun, proses ini tidak sama
pada setiap orang. Dengan usia yang sama, ada seorang wanita yang tampak lebih
muda, ada yang tampak lebih tua. Hal ini tejadi selain karena perawatan diri
atau kecantikan, juga “kebersihan” hati dan pikiran. Melalui kedua hal
tersebut, proses ketuaan bisa diperlambat, tetapi tanpa bisa dicegah. Pada
akhirnya akan berlangsung juga.
Faktor hormon estrogen banyak
mempengaruhi terjadinya perubahan pada kulit. Pada usia yang sama dan telah
berakhir masa haidnya, proses menua kulit telihat lebih jelas. Hal ini
disebabkan karena produksi lemak di permukaan kulit. Padahal, lemak ini
berfungsi untuk menjaga kulit agar tetap segar, berminyak, lembab, dan tidak
kering karena lemak menghambat pengeluaran air.
Pada usia ini, keterlambatan distribusi
pigmen melanin serta bertambahnya sel pembuat pigmen juga menurun. Akibatnya,
terjadi penumpukan pigmen di lapisan kulit. Pigmen di kulit menimbulkan bentuk
bercak-bercak yang tidak merata pada kulit. Kelainan ini banyak terjadi di
kulit pipi atau wajah karena daerah itu yang banyak terkena sinar matahari.
F. Tips Menjalani Masa Menopause
1. Terapi
Sulih Hormon (TSH)
TSH merupakan pilihan untuk mengurangi
keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa
premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk mencegah
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan
gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah
perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti
osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai
suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk
mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua.
2. Olahraga
secara teratur
Banyak
wanita usia lanjut enggan melakukan olahraga dengan alasan ketuaan. Biasanya,
keengganan ini berawal karena kebiasaan olahraga tidak menjadi bagian dari pola
hidupnya. Namun, apabila kebiasaan ini sudah menjadi bagian dari aktivitas
sehari-harinya, usia tua bukan menjadi halangan untuk meneruskan kebiasaan ini.
Meskipun sudah menjadi bagian pola hidupnya, olahraga di masa ini harus
disesuaikan dengan usia dan memperhatikan kondisi fisiknya yang sudah mulai
menua. Tidak dapat diingkari, usia membuat seseorang wanita mengalami penurunan
kualitas kesehatan, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Yang perlu
ditekankan, olahraga di masa ini adalah untuk meningkatkan kebugaran dan
menjaga kondisi kesehatan.
3. Mencukupi
kebutuhan nutrisi
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa
oragan tidak melakuakn proses perbaikan (remodelling)
diri lagi. Selain itu, semakin tua, aktivitas gerak yang dilakukan juga
tidak sekuat dulu sehingga kalori yang dikeluarkan juga berkurang dan kebutuhan
kalori untuk metabolisme tubuh juga menurun. Dengan demikian, asupan makanan
yang dibutuhkan juga berkurang.
Meskipun demikian, setiap orang tetap
membutuhkan makanan bergizi seimbang, dalam arti memenuhi zat-zat gizi yang
mengandung karbohidarat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
4. Gaya
hidup sehat
Bukan rahasia lagi, gaya
hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan datang. Gaya hidup,
mungkin tidak memberikan dampak langsung sekarang, tetapi beberapa tahun
kemudian, bahkan mungkin puluhan tahun kemudian. Sebisa mungkin menghindari
kebiasaan merokok dan minum-minuman yang beralkohol karena kebiasaan ini akan
merugikan kesehatan. Pengaruh menopause secara fisik pada tubuh juga perlu
diperhatikan yaitu dengan mempersiapkan maa transisi, antara lain makan-makanan
yang bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur.
5. Memeriksakan
kesehatan
Kesehatan bisa dijaga dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan lengkap setahun sekali. Oleh karena itu, pemantauan
melalui pemeriksaan kesehatan lengkap dapat mencegah terjadinya penyakit
tertentu. Walaupun dari pemeriksaan diketahui adanya penyakit tersebut, masih
berlangsung dalam stadium dini sehingga mudah untuk mengatasinya.
6. Meningkatkan
kehidupan religi
Kejenuhan atau tekanan kehidupan sering
kali membuat mereka stres atau bosan, upaya untuk relaksasi atau mengendorkan
pikiran harus dilakuakan.
Salah satu untuk mendapatkan ketenangan
jiwa dan menjauhkan diri dari kejenuhan adalah dengan mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta. Semua yang sudah, sedang atau yang akan kita lakukan harus
dikembalikan kepada Allah semata. Dengan cara ini, apapun yang terjadi dapat
diterima dengan lapang hati, baik sesuatu yang menyenangkan atau tidak karena
hal itu adalah bagian dari kehidupan yang memang harus dijalani. Oleh karena
itu, harus diupayakan tubuh tetap sehat, bugar, hati riang gembira, dan pikiran
tenang dengan kepercayaan bahwa semua dilakuakn untuk menunjang kesehatan.
Dengan demikian, menjalani masa-masa menopause akan lebih menyenangkan.
Daftar
Pustaka
Anonim. 2009. Menopause Pada Wanita. Diperoleh pada tanggal 12 Desember 2010 jam
15.24 WIB. <http://www.keluargabesar.net/index.php?option=com_content&view=article&id=501:menopause-pada-wanita&catid=38:kesehatan&Itemid=58>
Baziad, Ali.
2008. Endrikonologi Ginekologi.
Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Uneversitas Indonesia
Hawari, Dadang. 2007. Sejahtera di Usia Senja. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Kasdu, Dini. 2002. Kiat Sehat dan Bahagia. di Usia Menopause. Bekasi : Puspa Swara
Sutanto,
Lusiana B. 2005. Menopause. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Indonesia.
Terimakasih banyak bu informasinya, menarik sekali
ReplyDeleteSalam Sehat dari kami : Cara Meningkatkan Trombosit Darah