Tuesday, March 26, 2013

TINGKAT KESUBURAN


BAB  I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Tingkat kesuburan masyarakat mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian penting dan merupakan paling utama dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi selanjutnya.

Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu  fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
 
       Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57% dalam 3 bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam12 bulan, dan 93,4% dalam 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak, dihadapkan pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.

Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.

Berdasarkan catatan WHO , di dunia ada sekitar 50-80 juta pasangan suami istri mempunyai problem infertilitas dan setiap tahunnya muncul sekitar 2 juta pasangan infertil baru. Tidak tertutup kemungkinan jumlah itu akan terus meningkat.

B.      Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari  fertilitas dan  infertilitas ?
2. Apa saja penyabab terjadinya infertilitas ?
3. Bagaimana perkembangan masalah infertilitas sampai saat ini ?
4. Upaya-upaya apa sajakah yang harus dilakukan oleh bidan untuk mengatasi
       masalah infertilitas ?

C.    Tujuan
1.      Umum
Mengetahui perkembangan masalah infertilitas serta upaya-upaya apa sajakah yang harus direncanakan untuk mengatasi masalah infertilitas.

2.       Khusus
a.       Mengetahui definisi  ferilitas dan infertilitas
b.      Mengetahui macam infertilitas
c.       Mengetahui prevalensi  infertil
d.      Mengetahui penyebab-penyebab terjadinya masalah infertilitas pada pria dan wanita

D.    Manfaat penulisan
1.    Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang tingkat kesuburan pada wanita dan pria
2.    Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan komunitas tentang tingkat kesuburan serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
         
Tingkat kesuburan adalah tingkat peluang untuk mendapatkan anak. Tingkat kesuburan seseorang memegang peranan yang sangat penting bagi pria dan wanita yang akan atau sudah berumah tangga. Hal ini di maksudkan agar pasangan suami isteri dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya dan mereka juga bisa meneruskan generasi mereka, yaitu menghasilkan seorang anak. Lebih dari 80%  pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan dan ini banyak sekali terjadi pada negara yang sedang berkembang. 7-15% diantaranya masih tergolong ke dalam usia 15 - 40 tahun dengan rating tertinggi dialami oleh para wanita sebesar 40% sampai dengan 60%.
Tingkat kesuburan dibedakan menjadi 2 yaitu
1. Fertilitas.
Fertilitas adalah kemampuan  istri menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya.

2. Infertilitas
a. Pengertian.
Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami atau istri.
b. Pembagian infertilitas
Infertilitas dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.       Infertilitas primer
Infertilitas primer adalah pasangan usia subur yang telah melakukan hubungan suami istri teratur 2-3 kali semingggu tanpa memakai alat kontrasepsi selama 1 tahun tetapi belum terjadi kehamilan juga.

2.      Infertilitas Sekunder
Infertilitas sekunder adalah pasangan usia subur yang telah punya anak dan sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi serta melakukan hubungan suami istri teratur 2 – 3 kali tetapi belum hamil juga.

Infertilitas menurut WHO :
1.      Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah hamil meskipun senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun untuk waktu sekurang-kurangnya 1 tahun.
2.      Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri yang pernah hamil tetapi kemudian tidak mampu hamil lagi dalam waktu 12 bulan meskipun senggama tanpa perlindungan apapun.
3.      Subvertilitas atau subvekunditas adalah kesukaran untuk menjadi hamil yang mungkin disebabkan oleh vekunditas yang menurun pasangan suami istri.
4.      Sterilitas adalah ketidakmampuan yang lengkap dan permanen untuk menjadi hamil atau menghamili meskipun telah diberi terapi.
5.      Tanpa anak atau chillessness adalah pasangan suami istri yang tidak pernah menghasilkan anak yang mungkin disebabkan oleh vekunditas, kontrasepsi, dan abortus.

B.      Penyebab
1.      Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada pria
a.        Kelainan Genetik
Meskipun amat jarang, ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh kelainan genetik seperti cystic fibrosis. Gangguan genetik meliputi kelainan pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter.
b.      Gangguan Hormonal
Gangguan hormonal yang terjadi dapat menghalangi produksi sperma. Untuk merangsang testis menghasilkan sperma, dibutuhkan hormon yang dihasillkan oleh kelenjar ptituari. Bila hormon tersebut tidak ada, atau jumlahnya menurun dalam jumlah yang signifikan maka sudah barang tentu kinerja testis tidak akan sempurna.
c.       Varikokel                 
Adalah terjadinya pelebaran Pembuluh Darah Vena di sekitar Buah Zakar. Hal ini biasanya terindikasikan dengan adanya benjolan pada bagian atas buah zakar dan biasanya terjadi pada sebelah kiri.
d.      Sumbatan Saluran Sperma
Biasanya disebabkan  bawaan lahir karena tidak terbentuknya sebagian saluran sperma. Selain itu infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya sumbatan saluran sperma. Infeksi pada saluran reproduksi dapat disebabkan oleh bakteri melalui penyakit menular seksual. Jika memang disebabkan karena infeksi bakteri mungkin akan terjadi sumbatan akibat perlekatan dari saluran reproduksi pria.
e.       Impotens
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis. Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
f.       Kebiasaan Merokok
Merokok dapat menambah risiko kemandulan dan disfungsi ereksi pada pria. Nikotin membuat darah mengental sehingga tidak bisa beredar dengan lancar, termasuk di pembuluh darah alat kelamin. Akibatnya, muncul gangguan seksual seperti ejakulasi dini, ereksi tidak sempurna, bahkan impotensi.
g.      Kebiasaan Minum Beralkohol
Alkohol dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar hormon testoteron sehingga mengganggu produksi sperma.
h.      Pengaruh Radiasi
Radiasi akan memberikan efek negatif terhadap konsentrasi dan kualitas sperma. Selain itu sperma yang terkena pengaruh radiasi akan memiliki gerakan berenang yang kurang baik yang akan mengurangi kesempatan untuk pembuahan.
i.        Pengaruh Obat
Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi tingkat kesuburan. Obat-obatan seperti antibiotika, pereda rasa sakit, obat penenang, dan obat hormonal dapat menurunkan tingkat kesuburan pria.

2.      Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesuburan pada wanita
a.       Sumbatan pada saluran telur
Sumbatan saluran telur disebabkan antara lain adanya perlengketan pada sekitar saluran telur, kista ovarium, hal ini sebagai akibat dari pernah terkena IMS dan radang panggul sehingga menghambat pertemuan sel telur dengan sperma.
b.      Endometriosi
Yaitu sel selaput lendir rahim yang tumbuh pada tempat yang tidak semestinya, yaitu di indung telur. Hal ini dapat menimbulkan perlengketan pada sekitar saluran telur atau pada organ reproduksi lainnya.
c.       Kelainan lendir leher rahim
terlalu pekat, yang dapat menghambat laju gerakan sperma terlalu asam, yang dapat mematikan sperma.
d.       Berat Badan Tidak Seimbang
Berat badan yang tidak seimbang dapat mengganggu kesuburan perempuan, karena tubuh memerlukan 17% dari lemak tubuh di awal masa siklus haid, dan 22% di sepanjang siklus haid. Lemak tubuh mengandung enzim aromatase yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen. Jadi, jika persediaan lemak dalam tubuh tidak memadai, akan memberikan andil besar terhadap ketidaksuburan.
e.       Faktor Usia
Usia berpengaruh terhadap masa reproduksi, artinya selam masih haid teratur kemungkinan ia masih bisa hamil. Penelitian menunjukkan potensi wanita untuk hamil menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastis pada usia di atas 38 tahun (Kasdu,2002). Hal ini juga berlaku pada pria meskipun pria tetap dapat menghasilkan sel sperma sampai usia 50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan hanya sepertiga pria berumur di atas 40 tahun yang mampu menghamili istrinya dalam waktu 6 bulan di banding pria yang berumur di bawah 25 tahun. Pada wanita, begitu masuk usia 35 tahun, kesuburan akan menurun dan semakin menurun drastis di usia 37 tahun sampai akhirnya masuk ke masa menopause di atas 40-45 tahunan. Cadangan sel telur akan terus berkurang setup kali wanita mengalami menstruasi dan lama-kelamaan akan habis saat menopouse. Sebaliknya, usia tidak membatasi tingkat kesuburan pria dimana “pabrik sperma” akan terus memproduksi sel-sel sperma selama anatominya normal.
f.       Gaya Hidup Yang Penuh Stres
Gaya hidup ternyata pegang peran besar dalam menyumbang angka kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serbacepat dan kompetitif dewasa ini rentan membuat seseorang terkena stres. Padahal kondisi jiwa yang penuh gejolak bisa menyebabkan gangguan ovulasi, gangguan spermatogenesis, spasme tuba fallopi, dan menurunnya frekuensi hubungan suami istri
g.       Kelainan Mulut Rahim
Normalnya, mulut rahim mengarah ke depan (antefleksi), sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kondisi inilah yang memungkinkan spermatozoa sampai ke dalam saluran mulut rahim yang menghubungkan antara vagina dan rongga rahim. Penyimpangan dari posisi normalnya, seperti retrofleksi (posisi rahim menghadap ke belakang), bisa menghambat terjadinya kehamilan.
h.      Kelainan Rahim
Adanya kelainan  rongga rahim karena perlengketan, mioma atau polip; peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.





C.    Perkembangan masalah infertilitas hingga saat ini   
Masalah kesuburan dipengaruhi oleh budaya dan dapat mempengaruhi populasi suatu negara. Selain itu tingkat kesuburan masyarakat juga mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian penting dan merupakan upaya paling utama  dalam  mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi selanjutnya.
Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat menusiawi dan normal apabila pasangan infertilitas mempunyai perasaan yang berpengaruh tehadap kepercayaan diri dan citra diri. Lebih parah lagi menurut the national infertility asosiation menyebutkan beberapa gejala yang dapat terjadi antara lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa lebih dari 2 minggu. Ada perubahan segnifikan dalam selera makan, sulit tidur atau lebih banyak dari biasanya dan ketika bangun badan tetap merasa lelah. Merasa khawatir dan curiga sepanjang waktu, kehilangan ketertarikan dalam hoby. Mengalami masalah den gan konsentrasi, merasa mudah marah atau sulit mengambil keputusan. Merasa tidak berguna, frustasi dan berfikir lebih baik mati, kehilangan nafsu seksual dan lebih senang menyendiri daripada bersama dengan temen-temen dan keluarga.
Masalah ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang cukup sensitif bagi pasangan suami istri. Bahkan beberapa kasus berujung pada perceraian. Sepertinya sudah terbiasa , bila suatu pasangan infertil maka perempuanlah yang paling di curigai, bahkan di vonis sebagai penyebabnya. Namun hal ini merupakan anggapan yang keliru, karena kemungkinan ketidaksuburan bisa datang suami, istri atau kedua belah pihak secara bersamaan. Infertilitas yang disebabkan oleh istri sebesar 35%, faktor suami 35%. Faktor keduanya 20% dan penyebab lainnya 10% (Mustar,2006).
Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun. Hasil survei gagalnya kehamilan pada pasangan yang sudah menikah selama 12 tahun, 40% disebabkan infertilitas pada pria, 40 % karena infertilitas pada wanita, dan 10 % dari pria dan wanita, 10 % tidak diketahui penyebabnya. Pasangan usia subur (PUS) yang menderita infertilitas 524 (5,1%) PUS dari 10205 PUS. Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di tangani baik secara program bayi tabung dan sebagainya (Sarwono, 1999).

D.    Upaya-upaya bidan dalam menangani masalah Infertil
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesuburan dan akibatnya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
a.       Mengajak ibu-ibu dan remaja untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan reproduksi dengan benar.
b.      Memberitahu teknik hubungan seks yang benar, contohnya: posisi wanita dibawah dengan bokong diganjal bantal agar sperma lebih mudah sampai di uterus.
c.       Menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual saat masa subur.
d.      Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan.
e.       Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya 3 kali dalam seminggu.  
f.       Menganjurkan untuk periksa ke dr.SpOG guna mengetahui lebih lanjut penyebab pasti infertilnya.

BAB  III
KASUS

Cerita wanita : aku tidak bisa hamil
Kisah seorang wanita yang divonis tidak bisa hamil, namanya Vero seorang wanita berumur 35 tahun yang menantikan kehadiran anak selama 12 tahun. Vero memiliki seorang suami yang bekerja sebagai seorang pengacara
Saat itu tepat jam 8 malam , ketika dokter menyatakan sebuah kabar yang membuat aku merasa tidak berdaya. Dokter memfonis aku mengidap penyakit sindrom ovarium polikistik (PCOS) suatu kondisi yang menyebabkan kelebihan hormon androgen dan merupakan salah satu penyebab seorang wanita tidak bisa hamil. Aku dan suami memang sudah lama menantikan kehadiran seorang anak, sudah hampir 12 tahun saya dan suami menikah padahal sebelumnya kami tidak pernah menunda kehamilan. Kami memang pasangan yang sibuk, suamiku bekerja sebagai pengacara dan aku sendiri awalnya bekerja sebagai publik relation di sebuah perusahaan ternama di jakarta yang saat ini telah aku tinggalkan atas saran dokter. Walaupun kami sibuk setiap malam kami selalu bertemu dan jika ada kesempatan kami selalu menyempatkan diri untuk makan siang bersama.
Selama 12 tahun ini pertanyaan demi pertanyaan selalu datang kepadaku, kapan mau punya anak, kapan punya momongan, udah punya anak berapa, pokoknya berbagai pertanyaan tentang itu, awalnya sedih dihujani pertanyaan demikian, tapi lama kelamaan hal itu menjadi sangat biasa. Berbagai cara yang disarankan keluarga dan teman sudah kami lakukan demi cepat hamil. Dari mulai merawat “anak pancingan”, bulan madu ke 2, bahkan ke 3 dan ke 4, sambil meminum jamu jamuan, kalau konsultasi ke dokter sih sudah pasti namun semua cara itu hasilnya nihil.
Sampai suatu saat kami memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Namun hal itu belum disetujui oleh ibu mertuaku, menurutnya berusahalah dulu untuk memiliki anak kandung, ibu kan ingin punya anak dari keturunanku sendiri. Pernyataan ibu mrmbuat aku cemas, aku takut tidak bisa memberikan keturunan. Dan akhirnya kecemasan itu terjawab sudah. Setelah berkonsultasi ke sekian kalinya, dokter memfonis aku tidak bisa hamil. Dari sejak mendengar pernyataan dokter sampai saat ini aku belum berani untuk keluar rumah. Vonis ini sungguh membuatku terpukul. Suamiku sendiri sebetulnya tidak menuntut apapun dia selalu memberikan dukungan padaku bahkan kemaren dia mengajakku untuk liburan ke Bali. Namun saat ini aku masih takut, takut akan pernyataan dan pertanyaan orang orang, padahal hal itu belum tentu tarjadi... (www.kembarqueen.com

BAB IV
PEMBAHASAN

Tingkat kesuburan adalah tingkat peluang untuk mendapatkan anak. Fertilitas adalah kemampuan  istri menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya. Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan suami istri yang ingin mempunyai anak tetapi tidak bisa mewujudkan keinginannya tersebut karena adanya masalah kesehatan reproduksi baik pada suami atau istri.
Pada kasus yang kami ambil Ny.Vero termasuk wanita infertile karena tidak hamil selama 12 tahun setelah menikah. Infertile pada Ny Vero disebabkan adanya masalah reproduksi pada Ny. Vero yaitu sindrom ovarium polikistik.



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan  
Tingkat Kesuburan seseorang dapat dilihat dari keadaan fertil atau infertilnya.  Fertilitas ialah kemampuan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan anak hidup oleh pria yang mampu menghamilinya. Jadi, fertilitas merupakan kemampuan fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertile atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas dikemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri maupun berlainan pasangan.
Infertilitas merupakan ketidakmampuan seorang wanita untuk menjadi hamil dan melahirkan anak, dengan melakukan hubungan seksual secara rutin dan teratur selama satu tahun berkumpul bersama. Disebut Infertilitas primer,  kalau istri belum pernah hamil selama 12 bulan walaupun bersenggama secara rutin. Dan disebut infertilitas sekunder,  kalau istri pernah hamil, akan tetapi  kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan
Afi Darti Nur. 2006. Stress dan Coping Ibu yang Belum Mempunyai Keturunan. Medan : FK USU
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Sastrawinata,Prof. R. Sulaiman. 2000. Ginekologi. Bandung: Elstar Offset
Wiknjosastro,Prof. Dr. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

No comments:

Post a Comment